Saturday, December 1, 2007

Yes...You Can do it

Hari ini hampir 3 tahun Da Ai TV berdiri, selama itu pula lamanya aku kerja di perusahaan TV idealis ini. Aku tahu semua sepak terjang Da Ai TV selama ini. Karena aku pun sama-sama jatuh bangun dengan stasiun TV ini.

Banyak orang yang meragukan kelangsungan hidup Da Ai TV. Tidak adanya iklan komersil, membuat orang ragu, bagaimana stasiun TV ini bisa membayar biaya operasional stasiun TV yang sangat besar. Materi acara yang “diharuskan” bernuansa positif, serta tidak adanya straight news, itulah isu-isu yang selalu muncul bila orang mendengar tentang misi Da Ai TV.

Isu semakin memanas ketika programku “Da Ai Inspirasi” diluncurkan. Pasalnya di dalamnya ada “ceramah” dari Master Cheng Yen. Banyak pro dan kontra. Kontra lebih banyak datang dari rekan sejawat yang berlatar belakang “media “. Mereka beralasan, “Bila ada Master Cheng Yen disiarkan melalui Da Ai TV, bisa-bisa orang mengira ini adalah TV komunitas, dan content TV kita tidak netral. Belum lagi ditambah, kita sering memasukkan profil / aktivitas insan Tzu Chi yang selalu menggunakan seragam putih biru.”

Sedangkan bagi yang mendukung, mereka beralasan, “lah Master kan selalu bercerita mengenai hal yang netral dan universal, dan masyarakat kita membutuhkan hal seperti ini.”

Mo tau pendapatku, sebagai orang yang diminta untuk bertanggung jawab untuk program “ Da Ai Inspirasi “? Mudah saja, dimana-mana, pasti ada orang yang mendukung dan tidak. Aku yakin dengan acara ini, Master Cheng Yen memang selalu membicarakan hal yang universal. Selama masyarakat belum terang-terangan memprotes program acara ini, yah jalanin aja. Toh kita hanya mencoba untuk menyajikkan, kalo ga cocok ya udah. Ibaratnya kita ingin membeli baju, tapi harga ga cocok, yah udah ga usah beli.

Tapi memang hal baik itu pasti ada aja jalannya. Saat ini, “Da Ai Inspirasi” udah berjalan selama 6 bulan, sejak diluncurkan pertama kali di Medan. Dan Puji Tuhan, aku belum mendengar hal yang negatif dari acara ini. Malahan ada beberapa orang yang suka dengan acara ini. Seperti hari Rabu lalu, ketika kami open house dengan Production House. Salah seorang budayawan senior di Indonesia, Arswendo Atmowiloto hadir di acara ini. Aku sempat mewawancari beliau, ternyata beliau malah tidak tahu kalo di Indonesia ada Da Ai TV juga, karena selama ini beliau nonton Da Ai TV Taiwan dan suka sekali dengan ceramah Master Cheng Yen. Beliau berkata, ceramah Master sangat mengugah pemikiran, karena bernuansa cinta kasih universal, sebuah hal yang perlu untuk disajikan di masyarakat Indonesia.

Dukungan terhadap Da Ai TV tidak hanya itu, masih ada pemirsa Da Ai TV yang lain. Seorang ibu paruh baya di Serpong, berpendapat, content Da Ai TV ternyata mengisi kekosongan spiritualnya. Bahkan ia berikrar untuk melepaskan bisnis ternak lobster air tawarnya. Ia tidak tega bila harus mengambil keuntungan materi dari penjualan lobster. Hal ini bisa terjadi karena ia telah mengenal arti dari cinta kasih universal, yang selalu di dengungkan oleh Master Cheng Yen.

Seorang artis kawakan Indonesia, Mpo Indun, salah satu pemain Sitkom Bajaj Bajuri, ternyata juga pemirsa setia Da Ai TV, bahkan ia berniat untuk menjadi relawan Tzu Chi. Selain drama, beliau pun menyukai Ceramah Master Cheng Yen.

Memiliki seorang anak yang menderita sumbing, dan hidup dalam keadaan ekonomi serba pas-pasan, membuat seorang ayah tidak bisa memberikan wajah yang cantik untuk anaknya. Usai melihat program Dunia Sehat, ia pun mengerti seluk beluk dari ketidaksempurnaan fisik anaknya ini, dan ia berinisiatif untuk meminta bantuan biaya pengobatan melalui Yayasan Tzu Chi. Kini, operasi pertama sudah berlalu dengan sukses, dan harus menunggu 2,5 tahun lagi, sampai anaknya berusia 4 tahun, baru dilakukan penyempurnaan wajah.

Hari ini, aku pun bertemu dengan seorang ibu yang datang langsung ke kantor Yayasan Tzu Chi, karena sejak nonton Da Ai TV, ia ingin sekali menjadi relawan, dan hari ini ia baru sempat datang untuk bertanya-tanya.

Ini hanyalah segelintir dari opini yang masuk mengenai dukungan pada Da Ai TV, tentu tidak bisa dijadikan patokan untuk mengambil sebuah kesimpulan. Namun, dengan adanya hal ini, aku pun jadi lebih optimis mengenai kelangsungan hidup Da Ai TV ini. Apalagi masyarakat Indonesia membutuhkan alternatif tontonan. Sebuah pekerjaan rumah yang tidak mudah, yang harus diemban oleh para pengambil keputusan di Da Ai TV. Aku hanya mempercayai satu hal, sebuah niat baik, bila dijalankan dengan sepenuh hati, pasti jalan akan terbuka. And think positive……

Jakarta, 1 Desember 2007