Ternyata Boracay ini adalah nama pulau kecil di sebelah Selatan Pulau Luzon, Philippines. Dan merupakan salah satu the most popular tourist destination. Dalam artian, rasanya lom lengkap berkunjung ke
Awal November 2007, bersamaan dengan masa Holy Week di
Dari informasi yang kucari melalui google, pantai di Boracay, disebut-sebut sebagai pantai kedua terindah di dunia setelah pantai
Kali ini, sengaja aku tidak mencari informasi secara menyeluruh mengenai Boracay, biar saja semua terjadi alami, dan penuh kejutan (liburan kali ini, sebenarnya juga sebuah kejutan dari Bajaj).
Transportasi
Perjalanan kali ini sangat menarik, banyak hal baru yang kutemukan kali ini. Untuk mencapai Boracay, kita hanya bisa menggunakan pesawat baling-baling. Ketika pergi, kami menumpang pesawat yang berpenumpang 30an orang, dengan menggunakan South East Airlines. Perjalanan selama 35 menit, tak terasa lama.
Tapi ketika pulang ke
Harga tiket untuk SE Airlines, PP 6000 peso untuk 1 orang. Lalu di Bandara Ninoy Aquino, ada tax sebesar 200 peso, padahal di Caticlan tax bandara hanya 10 peso. Aku kaget juga dengan beda yang 20 kali lipat ini. Tax dan biaya-biaya administrasi di Boracay lebih murah daripada di Manila.
Sepanjang perjalanan menuju Boracay, aku ga sabar juga pengen liat seperti apa sih pantai yang disebut-sebut sebagai pantai terindah ke 2 di dunia ini. Untunglah pesawat yang terbang rendah cukup membuat rasa penasaranku terobati. Ketika pesawat melintasi Boracay, dari atas kami sudah bisa melihat putihnya pantai di bawah, membuatku ga sabar untuk menginjakkan kaki di atas pasir putih itu.
Boracay tidak memiliki bandara, untuk itu kita harus mendarat di Caticlan di pulau Panay. Ukuran bandara yang cukup kecil ini mengingatkanku pada film Jurassic Park, dimana sebuah pesawat kecil yang berpenumpang turis, mendarat di sebuah bandara perintis yang sepi dari keramaian. Sebetulnya ada 1 bandara lagi yaitu Kalibo Airport yang terletak di sebelah Utara Panay. Dari sini menuju Boracay, lebih jauh, kita harus menumpang Bus atau mobil van. Jadi memang lebih cepat kalo kita melalui Caticlan. Keunggulan ini pula yang ditangkap oleh SE Airlines, semua pesawat mereka mendarat di Caticlan, dan mereka memiliki motto “ The fastest Airline to Boracay”. Sedangkan Cebu Airlines, harus mendarat di Kalibo Airport, dan ternyata ini berpengaruh pada harga tiket mereka. Tiket ke Boracay dengan Cebu Arilines “hanya” 4000 peso. Bedanya lumayan tuh ma SE Airlines.
Turun dari pesawat, kesan Caticlan sebagai bandara yang sepi dan terpencil, pupus sudah. Dimana-mana terlihat orang lalu lalang yang kebanyakan adalah turis yang mau berlibur di Boracay. Sepertinya daya magnet dari Boracaylah yang menghidupi mulut-mulut yang tinggal di seputar pulau ini.
Menumpang tricycle, mirip dengan becak motor, seharga 30 peso perorang, kami menuju Caticlan Jetty port, yang berjarak 3 menit dari Bandara.
Akhirnya sekitar pukul 9.30, kami sudah menginjakkan kaki di Boracay. Padahal kami berangkat dari terminal dalam negri Ninoy Aquino sekitar pukul 8.15. Cepat dan mudah.
Kenyamanan dalam bertransaksi transportasi pun kami rasakan disini. Semua pembayaran untuk tricycle dan boat dilakukan di loket, jadi harga yang kita bayar sudah pasti dan tidak mungkin dipermainkan oleh si supir. Dilihat dari sisi ini, sepertinya Indonesia harus belajar banyak dari Philippines.
Untuk menuju hotel tempat kami menginap, kami harus menumpang tricycle lagi dan membayar 100 peso. Rupanya transportasi yang umum dipakai di sini adalah Tricycle.
Hotel & Entertainment
Hotel kami berada tepat di pusat pariwisata Boracay yaitu di White
Melalui internet (dari web Lonely Planet), Bajaj menemukan sebuah penginapan yang murah meriah, khusus untuk backpackers. Namanya Orchid Inn yang terletak di sector 3, disinilah kami menginap selama 3 hari 2 malam. Agar suasana alam dan kesederhanaan terasa, Bajaj memilih cottage tanpa AC. Cottagenya terbuat dari nipa, di balkonnya ada sebuah ayunan dari rotan yang bisa dibuat untuk bersantai. Dari keseluruhan cottage ini, kesan modern hanya di kamar mandinya yang menggunakan keramik. Sisanya adalah anyaman nipa dan rotan. Wuah..benar-benar back to nature. Walau ini adalah Holy Week, kami hanya membayar 11 dolar permalam, termasuk makan pagi dan antar jemput bandara. Secara keseluruhan kami hanya membayar 1300 peso (Rp. 260.000) , termasuk tax. Sebuah harga yang murah, untuk mendapatkan liburan yang tak terlupakan. Bandingkan dengan hotel lain, untuk low season, harga 1 malam bisa mencapai 4000 peso. Untuk super high season, seperti Holy Week ini harganya melonjak jadi 6000 peso. Yah itung-itung hanya untuk menginap 1 malam, kita harus bayar Rp. 1.200.000. (kurs 1 peso = Rp.200).
Food & Beverage
Kami selalu mencari makanan di sektor 2, disini ada bermacam-macam makanan dari menu lokal, masakan Barat, Jepang, Korea, Yunani, semua ada disini. Tapi masakan Indo ga ada sih..
Harga makanannya cukup standar, ada beberapa yang mahal sih. Kami sempat makan Buffet, dan hanya membayar 180 peso per orang. Menunya ada ikan, tiram, kepiting, kerang. Aku puas banget makan tiram disini. Segar dan ga amis.
Makanan seafood disini lumayan enak. Aku sempat makan cumi yang gede banget. Perutnya si cumi dimasukkin cabe merah, bawang, wortel yang dipotong kecil-kecil, bawang
Buat pecinta b2, sosis b2 khas
Kami juga sempet coba salah satu café yang menyediakan tempat duduk di pinggir pantai. Kita bisa tiduran dan menikmati suasana pantai yang riuh dengan suara band….Di café ini ga menyediakan minuman lain selain alcohol. Tapi harga minumannya juga ga terlalu mahal. San Miguel sekitar 55 peso. Aku pesen Cosmopolitan, harganya sekitar 35 peso. Murah
Dasar mang aku ga terbiasa minum, minum segelas gitu aja dah lumayan berasa. Ditambah pulang harus jalan kaki lagi....hua.....nyampe hotel langsung tidur deh....
Puas deh minumnya, apalagi mereka juga jual pizza, pasta, sandwich dan makanan Spanyol. Uuhh…yummy banget…
Berjalan kaki selama 1 jam PP ternyata ga sia-sia.....
Ada lagi makanan yang enak, kali ini menu Korea, nama restonya White Snow. Wuih...bener-bener enak.....kami hanya pesen 1 menu. Bulgogi b2 yang dimasak dengan kuah (lupa deh nama benerannya apa). Itu porsi untuk 3 orang, tapi kami makannya cuma berdua, plus side dish. Semua makanan di meja, ludes. Enak banget deh….
Mm…di Boracay, sebenernya aku makan banyak, tapi timbangan ga naik karena aktivitas fisiknya juga banyak. Tiap hari minimal jalan kaki 4 kilo sih. Waktu cobain shaker, mungkin kita jalan kaki PP 8 kilo, tapi itu pun belum termasuk jalan kaki waktu mo cari makan malem dan berenang. Sehari bisa 12 kilo kali tuh.
Yang aku suka dari makan di resto
Beach & Sea
Pantai disini bener-bener putih. Airnya pun jernih, dan tidak ada karang ataupun rumput laut. Bahkan ketika kita agak ke tengah, sampai air setinggi dada, tetep tidak ada rumput laut ataupun ganggang dan karang. Yang ada malah ikan berwarna seperti pasir yang ngajak kita bermain-main. Berenang di laut seperti berenang di kolam renang, lautnya pun tenang sekali. Gelombang besar hanya sesekali, sisanya tenang seperti di kolam renang. Bener-bener Firdaus pecinta pantai.
Salah satu kegiatan di Boracay adalah keliling pulau. Dengan membayar 1300 peso,kami menyewa perahu untuk berputar-putar di sekitar pulau. Pagi hari adalah waktu yang sempurna untuk aktivitas ini. Dengan berbekal snorkel dan roti, berangkatlah kami, menyebrangi lautan :p
Tujuan pertama adalah
Gua kedua letaknya lebih besar dan untuk sampai ke bawah, jalanannya lebih sulit, karena kita harus berbasah ria tersiram ombak, dan ada 1 lorong kecil, dimana kita harus masuk sambil menunduk. Ternyata ini nembus ke gua sebelah. Suara ombak yang memecah bebatuan ditambah gema dalam gua, membuat suasana di gua serasa menyeramkan, walau di siang hari.
Lepas dari
Di Boracay, juga ada banyak spot bagus untuk diving. Sayangnya kami ga sempat untuk diving. Padahal aku pengen juga nambah jam terbang di log book ku.
Rasanya ga puas, bermain air disini. Setiap hari kami menyempatkan diri untuk berenang sambil berendam dan berjemur.
Tempat yang sempurna dan pelayanan dari pemerintah daerah yang baik, ternyata menambah kenyaman berlibur. Untuk itu, Aku dan Bajaj, merekomendasikan pada teman-teman kami, untuk berlibur ke Boracay. Tapi jangan tinggal lebih dari 3 hari, kecuali bila kamu ingin diving. Karena hiburan yang itu-itu aja, cukup cepat membuat kita bosan.
Gift from Boracay
Bagi orang Indo yang sering jalan-jalan ke
Aku sempet beli tempelan kulkas yang ada tulisan Boracay. Lumayan buat pajang di kulkas dan buat oleh-oleh ke
Wuah..ga terasa udah waktunya untuk balik lagi ke
Boracay, 2 – 4 November 2007